Tuhanku...
kami sendiri yang menciptakan ancaman-ancaman bagi hidup kami
Kami sendiri yang menyulut api yang membakar usia kami
kami sendiri yang membangun kesempitan di tengah keluasan ini
kami sendiri yang membikin bumerang yang menikam perut kami,,
serta perut anak - anak kami
Tuhanku...
pantaskah kami mohon ampun
di hadapn kemurahanMu?
(Emha Ainun Najib, butir ke-2 dari 99 untuk Tuhanku)
kami sendiri yang menciptakan ancaman-ancaman bagi hidup kami
Kami sendiri yang menyulut api yang membakar usia kami
kami sendiri yang membangun kesempitan di tengah keluasan ini
kami sendiri yang membikin bumerang yang menikam perut kami,,
serta perut anak - anak kami
Tuhanku...
pantaskah kami mohon ampun
di hadapn kemurahanMu?
(Emha Ainun Najib, butir ke-2 dari 99 untuk Tuhanku)
sedih ya, friends...melihat deretan dosa yang telah tertulis tadi. Rasanya, kok setiap hari, ada aja dosa yang terlaku. namun, apakah hanya cukup menjadi ssedih saja?
Enggak tho? Meski nggak bisa d hindari, sedih bukan jalan keluarnya, kan? Ya, sedih passti selalu ada. sedih bercampur minder. sedih karena diri sendiri yang belum kunjung baik. minder melihat orang-orang di sekitar kok pada baik-baik, pada shalih-shalih, pada shalihah-shalihah. dan ada perasaan iri melihat orang-orang begitu mudahnya melangkjah menuju kebaikan.
0 komentar:
Posting Komentar