Allah SWT pun menjawab doa Nabi Adam:
Sesungguhnya Aku telah mengampunimu,
maka siapa pun dari anak cucumu apabila ia datang kepada-Ku
kemudian ia berdoa dengan doa yang engkau gunakan untuk berdoa kepada-Ku ini,
tentu aku akan mengampuninya,
dan Aku akan menghilangkan apa yang membuatnya susah,
(Munajat Al Ghazali, Dzikir dan Doa Wacana Amaliah Keseharian, Iman Al Ghazali, Risalah Gusti, 1999)
maka siapa pun dari anak cucumu apabila ia datang kepada-Ku
kemudian ia berdoa dengan doa yang engkau gunakan untuk berdoa kepada-Ku ini,
tentu aku akan mengampuninya,
dan Aku akan menghilangkan apa yang membuatnya susah,
(Munajat Al Ghazali, Dzikir dan Doa Wacana Amaliah Keseharian, Iman Al Ghazali, Risalah Gusti, 1999)
Secercah harapan telah sedekit bersemi. Masih sedikit! Kutahu, dosa-dosaku memang menjulang gunung,meruang angkasa. Aku menyadarinya. Kamu juga kan? Sadar akan dosa-dosamu? Friends... kita beruntung lho kalo masih mau menyadarinya. Nafas kita masih berhembus. Kita masih bisa bersyukur karena masih ada kesempatan untuk bertaubat, membersihkan diri dari dosa-dosa kita. Hanya saja, kadang bete juga ya ketika tahu dosa-dosa itu selalu bertambah dan bertambah lagi. Aku malah sempat bertanya kepada diriku sendiri dengan penuh kesalahan. Kenapa selalu saja bertambah dan bertambah lagi dosa itu?! Padahal, aku sudah bertobat.
Ah, mungkin masih ada hal penting yang kulupakan ya, friends..? bahwa ketika bertaubat, ada 3 syarat yang harus kupenuhi.
Apabila dosa itu merupakan pekanggaran terhadap hak - Allah semata,maka syarat-syarat taubat ada tiga:
1. Menyesal
2. Menjauhi dosa yang telah dikerjakan
3. Bertekad kuat untuk tidak mengulanginya lagi
(Jamilah al-Mashri, Meraih mpunan Allah,Metode Membersihkan Hati dan Kotoran Dosa, Serambi.2004.juga terdapat pada kumpulan hadist Bukhari-Muslim)
Belum usai dengan permasalahan taubatku yang tidak sungguh-sunggu, hatiku kembali menggulirkan pertanyaan tajam pada diriku sendiri: apa jangan-jangan dirirku ini telah diliputi setan? Menjadi teman setan? Atau bahkan diri ini telah menjelma menjadi setan? Menjadi generasi setan? Baru aja kubaca sebuah hadist yang membuatku semakin takut, semakin gelisah.
Rasulullah bersabda: sesungguhnya setan berada dalam peredaran drah manusia, dan aku khawatir ia membisikan keburukan pada hatimu.
Aku takut. Bagaiman mungkin aku kuat menerima murka Allah jika aku berpaling pada setan, padahal setan sama sekali enggak punya peranan apa-apa dalam hidupku selain membuatku semakin terpuruk, padahal setan hanya bisa menggangguku saja.
Dan dalam ketakutan ini, aku bakal rugi kalo nggak berlindung hanya pada-nya, A’udzubillahi minasy syaithonirrijiim,
aku berlindung dari golongan setan yang terkutuk. Tak ada yang perlu kupedulikan dalam diri setan itu. Apalagi menjadi teman di neraka nanti. Siapa yang mau, coba?
aku berlindung dari golongan setan yang terkutuk. Tak ada yang perlu kupedulikan dalam diri setan itu. Apalagi menjadi teman di neraka nanti. Siapa yang mau, coba?
Namun, apalah cukup hanya dengan merasa tidak mau? Kupikir belum cukup. Ketidakmauan itu perlu kuperkuat denagn tekadku. Tekad yang sungguh-sungguh, sehngga ketika ia datang menggoda, aku sama sekali tak menyambut tangannya, walau sekadar menyentuh ujung jarinya sedikit pun. Memang mustahil, karena setiap kita pasti berdosa, pasti ada aja bujuk rayuan setan-setan itu untuk membuat kita luluh padanya. Jangankan aku, yang Cuma manusia lemaah ini, seperti yang disebutkan di ak Qur’an,”..dan manusia dijadiakn bersifat lemah.”(Annisa:28), Nabi Adam dan siti Hawa juga pernah kena rayuannya.
Maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu)
Dengan tipu daya. Takkala keduanya telah merasai buah kaya itu,
nampaknya bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya denagn daun-daun syurga. Kemudian Tuhan mereak menyeruh mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu:”Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”
Dengan tipu daya. Takkala keduanya telah merasai buah kaya itu,
nampaknya bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya denagn daun-daun syurga. Kemudian Tuhan mereak menyeruh mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu:”Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”
(Al A’raaf:22)
0 komentar:
Posting Komentar